Demi memikat wisatawan mancanegara,
pertunjukan wayang orang Sriwedari, Solo, akan dilengkapi dengan bahasa
Inggris dan Mandarin. Hal ini dilakukan agar penonton yang asing dengan
bahasa Jawa itu bisa mengetahui alur cerita.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo, Widdi Srihanto,
mengungkapkan berdasarkan pengalaman selama ini para wisatawan akan
meninggalkan gedung wayang orang sebelum pentas itu selesai.
"Alasan mereka meninggalkan pentas karena tidak mengetahui tutur
bahasa [para pemeran]," kata dia kepada wartawan di Solo, Sabtu, 16 Juni
2012.
Merasa tidak mengetahui alur cerita, para wisatawan asing tersebut pun hanya bisa menikmati gerakannya.
"Jadi, mereka hanya melihat gerakannya saja tanpa mengetahui alur cerita," ujarnya.
Dengan begitu, pihaknya berinisiastif melengkapi alur cerita dengan bahasa Inggris dan Mandarin.
"Minimal, kedua bahasa itu bisa disampaikan saat berlangsungnya goro-goro. Biasanya saat sesi itu [tak ada dialog]," jelasnya.
Oleh sebab itu, para pemain goro-goro seperti pemeran petruk, gareng,
semar dan bagong akan diikutkan kursus bahasa Mandarin dan Inggris.
"Khusus kursus bahasa Mandarin akan bekerja sama dengan Perkumpulan
Masyarakat Surakarta (paguyubuan masyarakat Tionghoa)," katanya.
Sedangkan untuk kursus bahasa Inggris, para pemain wayang orang akan diajari oleh para pemandu wisata.
"Para guide nanti akan mengajari para pemain wayang," tutur Widdi.
Rencana itu akan segera diterapkan mengingat jumlah wisatawan yang berkunjung menonton wayang orang Sriwedari kian bertambah.
"Kalau jumlah penonton baik wisatawan dalam negeri maupun asing,
setiap harinya minimal 60 orang. Tetapi jika malam Minggu bisa di atas
200 orang," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berikan kometar